TELKOMAKSES 2016 Jakarta, Februari 2016 By Research and Development. 2. Tujuan Kegiatan Agar peserta training mampu memahami: a. Cara penggunaan peralatan HSE/K3LH b. Instalasi kabel Rumah-Gedung (IKR-G) FTTH. c. Elemen Jaringan FTTH pada Rumah Pelanggan. d. Cara melakukan Instalasi IKR-G. e. Cara pengukuran Jaringan Fiber Optik
Abstrak Pada praktek ini PT GSP sebagai mitra kerja PT Indonesia Comnets Plus ICON+ mendapatkan pekerjaan dari ICON+ untuk membangun insfrastruktur jaringan di PT Mandom Indonesia untuk layanan metro ethernet metronet dalam prosesnya di lakukan Terminasi ODF dengan melakukan pemasangan kabel fiber optic pada ODF Optical Distribution Frame sebelumnya kabel fiber optic harus tersambung antara kabel fiber optic pigtail dengan kabel fiber optic adss yang mengarah ke Joint box yang di letakkan di handhole. Pengukuran jarak kabel fiber optic adss di lakukan dengan metode tracing core di mana kabel fiber optic adds disambungkan ke kabel optic pigtail di cek menggunakan OTDR untuk memberikan informasi jarak kabel fiber optic adss dari user ke arah joint box yang berada di dalam handhole setelah itu di lakukan jointing kabel fiber optic core 1 warna biru dan 2 warna oren antara kabel fiber optic adss milik user degan kabel fiber optic yang mengarah ke POP Point of Presence proses jointing dengan melakukan pengupasan bagian luar kabel fiber optic hingga hanya tersisa core nya lalu di bersihkan meggunakan tisu dan alkohol kemudian di lakukan Jointing antara core 1 warna biru dan core 2 warna di lakukan di kedua kabel fiber optic menggunakan alat fusion splicer proses selanjutnya melakukan patching cord atau menghubungkan antara dua perangkat di lambda 1510 di CWDM dengan channel 5 dan 6 pada ODF dengan kabel fiber optic patchcord fc-lc kegiatan ini merupaan pekerjaan yang biasa di sebut FOT fiber optic cable. Kata Kunci Fiber Optic, Jointing, Terminasi ODF, dan Tracing core. I. PENDAHULUAN Pada kegiatan ini PT Gerbang Sinergi Prima GSP sebagai salah satu mitra kerja ICON Plus di berikan pekerjaan untuk melakukan membangun insfrastruktur jaringan fisik di sebuah Perusahaaan yaitu PT Mandom Indonesia terletak di kawasan industri, bekasi, jawa barat. dimana perusahaan ini membutuhkan koneksi berkapasitas besar untuk bisa berkomunikasi dari data center kantor pusat dengan cabang maupun sebaliknya sebagai kebutuhan integrasi sistem IT antar departemen maka dari itu solusi yang di tawarkan ICON+ merupakan layanan Metronet Metro Ethernet merupakan solusi jaringan komunikasi data yang memberikan konektifitas jaringan end to end fiber optic akan menjamin kelancaran pertukaran informasi yang cepat dan aman dan menggunakan standard backbone jaringan Multiprotocol Label Switching MPLS menjadi suatu solusi layanan yang diperuntukkan khusus untuk daerah Metropolitan. PT Gerbang Sinergi Prima GSP sebagai salah satu mitra kerja ICON Plus di berikan pekerjaan untuk melakukan membangun insfrastruktur jaringan fisik di sebuah Perusahaaan yaitu PT Mandom Indonesia terletak di kawasan industri, bekasi, jawa barat. dimana perusahaan ini membutuhkan koneksi berkapasitas besar untuk bisa berkomunikasi dari data center kantor pusat dengan cabang maupun sebaliknya sebagai kebutuhan integrasi sistem IT antar departemen maka dari itu solusi yang di tawarkan ICON+ merupakan layanan Metronet Metro Ethernet merupakan solusi jaringan komunikasi data yang memberikan konektifitas jaringan end to end fiber optic akan menjamin kelancaran pertukaran informasi yang cepat dan aman dan menggunakan standard backbone jaringan Multiprotocol Label Switching MPLS menjadi suatu solusi layanan yang diperuntukkan khusus untuk daerah Metropolitan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free TERMINASI ODF DAN JOINTING KABEL FIBER OPTIC SERTA TRACING CORE OLEH PT GERBANG SINERGI PRIMA Adrian Muhammad A’raaf Jurusan Teknik Informatika dan Komputer, Politeknik Negeri Jakarta e-mail adrianmuhamad1 Abstrak Pada praktek ini PT GSP sebagai mitra kerja PT Indonesia Comnets Plus ICON+ mendapatkan pekerjaan dari ICON+ untuk membangun insfrastruktur jaringan di PT Mandom Indonesia untuk layanan metro ethernet metronet dalam prosesnya di lakukan Terminasi ODF dengan melakukan pemasangan kabel fiber optic pada ODF Optical Distribution Frame sebelumnya kabel fiber optic harus tersambung antara kabel fiber optic pigtail dengan kabel fiber optic adss yang mengarah ke Joint box yang di letakkan di handhole. Pengukuran jarak kabel fiber optic adss di lakukan dengan metode tracing core di mana kabel fiber optic adds disambungkan ke kabel optic pigtail di cek menggunakan OTDR untuk memberikan informasi jarak kabel fiber optic adss dari user ke arah joint box yang berada di dalam handhole setelah itu di lakukan jointing kabel fiber optic core 1 warna biru dan 2 warna oren antara kabel fiber optic adss milik user degan kabel fiber optic yang mengarah ke POP Point of Presence proses jointing dengan melakukan pengupasan bagian luar kabel fiber optic hingga hanya tersisa core nya lalu di bersihkan meggunakan tisu dan alkohol kemudian di lakukan Jointing antara core 1 warna biru dan core 2 warna di lakukan di kedua kabel fiber optic menggunakan alat fusion splicer proses selanjutnya melakukan patching cord atau menghubungkan antara dua perangkat di lambda 1510 di CWDM dengan channel 5 dan 6 pada ODF dengan kabel fiber optic patchcord fc-lc kegiatan ini merupaan pekerjaan yang biasa di sebut FOT fiber optic cable. Kata Kunci Fiber Optic, Jointing, Terminasi ODF, dan Tracing core. I. PENDAHULUAN Pada kegiatan ini PT Gerbang Sinergi Prima GSP sebagai salah satu mitra kerja ICON Plus di berikan pekerjaan untuk melakukan membangun insfrastruktur jaringan fisik di sebuah Perusahaaan yaitu PT Mandom Indonesia terletak di kawasan industri, bekasi, jawa barat. dimana perusahaan ini membutuhkan koneksi berkapasitas besar untuk bisa berkomunikasi dari data center kantor pusat dengan cabang maupun sebaliknya sebagai kebutuhan integrasi sistem IT antar departemen maka dari itu solusi yang di tawarkan ICON+ merupakan layanan Metronet Metro Ethernet merupakan solusi jaringan komunikasi data yang memberikan konektifitas jaringan end to end fiber optic akan menjamin kelancaran pertukaran informasi yang cepat dan aman dan menggunakan standard backbone jaringan Multiprotocol Label Switching MPLS menjadi suatu solusi layanan yang diperuntukkan khusus untuk daerah Metropolitan. PT Gerbang Sinergi Prima GSP sebagai salah satu mitra kerja ICON Plus di berikan pekerjaan untuk melakukan membangun insfrastruktur jaringan fisik di sebuah Perusahaaan yaitu PT Mandom Indonesia terletak di kawasan industri, bekasi, jawa barat. dimana perusahaan ini membutuhkan koneksi berkapasitas besar untuk bisa berkomunikasi dari data center kantor pusat dengan cabang maupun sebaliknya sebagai kebutuhan integrasi sistem IT antar departemen maka dari itu solusi yang di tawarkan ICON+ merupakan layanan Metronet Metro Ethernet merupakan solusi jaringan komunikasi data yang memberikan konektifitas jaringan end to end fiber optic akan menjamin kelancaran pertukaran informasi yang cepat dan aman dan menggunakan standard backbone jaringan Multiprotocol Label Switching MPLS menjadi suatu solusi layanan yang diperuntukkan khusus untuk daerah Metropolitan. II. STUDI LITERATUR Fiber Optic Diantara sistem komunikasi lainnya, komunikasi optik memiliki keunggulan yaitu dapat merubah informasi menjadi sinyal listrik, kemudian diubah lagi menjadi optik/cahaya. Dimana sinyal tersebut melewati jalur serat optik kemudian melakukan proses perubahan kembali dari cahaya menjadi sinyal listrik dan diterjemahkan menjadi suatu informasi. Lain halnya dengan sistem komunikasi biasa, dimana sinyal informasi diubah menjadi sinyal listrik/elektrik dan kemudian melewati kabel tembaga sampai ke tujuan lalu diubah kembali menjadi informasi yang sama seperti yang dikirimkan. Adapun 2 jenis serat optik antara lain [1] a. SMF Singlemode Fiber Serat optik singlemode memiliki core yang kecil dan memiliki hanya satu jalur cahaya. Perbedaan antara indeks bias core dan cladding sangat kecil. SMF memiliki kapasitas yang lebih besar untuk mentransmisikan informasi karena dapat mempertahankan akurasi jumlah cahaya untuk jarak tempuh yang lebih besar dan tidak menunjukkan penyebaran cahaya yang disebabkan oleh beberapa mode. Atenuasi serat SMF juga lebih rendah bila dibandingkan dengan MMF. Kekurangan dari serat jenis ini adalah diameter core yang kecil yang membuat menyambungan cahaya ke dalam core lebih sulit, pembangunan yang sulit dan biaya yang relatif mahal. Gambar Singlemode Fiber b. MMF Multimode Fiber Multimode fiber memiliki diameter core dan indeks bias relatif lebih besar daripada singlemode fiber dan memungkinkan sejumlah besar cahaya melewatinya. Ukuran core kabel multimode secara umum adalah berkisar antara 50 sampai dengan 100 mikrometer. Biasanya ukuran NA yang terdapat di dalam kabel multimode pada umumnya adalah berkisar antara 0,20 hingga 0,29. NA atau Numerical Aperture adalah ukuran kemampuan sebuah serat untuk menangkap cahaya, juga dipakai untuk mendefinisikan acceptance core dari sebuah serat optik. Gambar Multimode Fiber Jenis-Jenis Konektor Fiber Optic Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai kabel serat optik sebagai penghubung serat. Konektor ini mirip dengan konektor listrik dalam hal fungsi dan tampilan luar tetapi konektor pada serat optik memiliki ketelitian yang lebih tinggi. Konektor diperlukan apabila sewaktu-waktu serat akan dilepas saat diperlukan suatu penggantian transmitter atau receive maupun untuk melakukan suatu kegiatan perawatan maupun pengukuran. Beberapa bentuk konektor yang umum dipakai sebagai berikut [2] a. Fiber connector FC Diameter ferrule pada konektor FC sebesar mm. Konektor FC menjadi konektor pilihan untuk fiber optic single mode dan multimode. Konektor FC memiliki tingkat presisi yang tinggi. Konektor FC dilengkapi dengan kunci anti rotasi yang bertujuan mengurangi kerusakan serat dan sensitivitas keselarasan rotasi serat. Gambar Connector FC b. Straight tip ST Diameter ferrule pada konektor ST sebesar mm. Konektor ST memiliki tingkat presisi yang tinggi. ST digunakan untuk multimode dan single mode serat optik. Gaya bayonet dan mekanisme kopling yang ditekan dapat mendorong dan mengunci konektor sehingga dapat mencegah kerusakan pada ujung serat. Gambar Connector ST c. Lucent connector LC Diameter ferrule pada konektor LC sebesar mm. Konektor LC dilisensikan oleh Lucent dan menggabungkan desain push-kait. Konektor LC tersedia untuk jenis single mode dan multimode. Eksternal konektor LC menyerupai konektor RJ45. Secara internal LC menyerupai versi miniatur konektor SC. Konektor LC umum digunakan dalam menghubungkan SFP transceiver modul di perangkat telekomunikasi. Gambar Connector LC d. Subscriber connector SC Diameter ferrule pada konektor SC sebesar mm. Konektor SC menjadi semakin populer untuk penggunaan serat optik single mode. Konektor SC memiliki tingkat presisi yang tinggi. Konstruksi ferrule untuk menyelaraskan serat optik single mode. Profil persegi luar konektor dikombinasikan dengan mekanisme kopling push-pull. Bagian luar konektor SC berfungsi mencegah sensitivitas rotasi dan kerusakan serat endface. Gambar Connector SC Kabel Patchcord Fiber Optic Patchcord adalah kabel serat optik dengan panjang tertentu yang sudah terpasang konektor di ujungnya. Patchcord digunakan untuk menghubungkan antar perangkat atau ke koneksi telekomunikasi. Patchcord adalah kabel serat optik indoor yang dipakai hanya untuk di dalam ruangan saja. Gambar Kabel Patchcord Fiber Optic Fusion Splicer Alat sambung serat optik dikenal dengan sebutan fusion splicer yaitu suatu alat yang digunakan untuk menyambung core serat optik yang berbasis kaca yang mengimplementasikan daya listrik yang sudah dirubah menjadi sebuah media sinar berbentuk sinar laser yang berfungsi memanasi kaca yang putus pada core sehingga terhubung kembali secara baik. Alat sambung splicer ini harus memiliki keakuratan tinggi sehingga pada saat penyambungan splicing bisa mendekati sempurna, karena proses terjadinya pengelasan media kaca terjadi proses peleburan kaca yang menghasilkan suatu media yang tersambung dengan utuh tanpa adanya celah karena memiliki karakter media yang memiliki senyawa yang sama. Penyambungan bisa saja tidak utuh karena tidak mengikuti prosedur penyambungan yang benar. Bila hal ini terjadi maka proses penyambungan harus diulangi lagi, hingga mendekati total loss yang sekecil-kecilnya di bawah dB. Proses ini jauh lebih baik dibandingkan dengan menggunakan konektor maupun teknik mekanik, karena redaman yang dihasilkan bisa sampai 0,00 dB. Sedangkan bila menggunakan konektor masih menimbulkan redaman meskipun proses penyambungannya dilakukan dengan baik. Gambar Fusion Splicer CWDM Coarse Wavelength Division Multiplexing CWDM Coarse Wavelength Division Multiplexing merupakan salah satu teknologi WDM wavelength division multiplexing yang memiliki channel spacing lebih lebar dibandingkan dengan DWDM. Berbeda dengan teknologi WDM lainnya, CWDM dapat menggunakan spektrum band yang lebih luas, tidak terbatas pada satu atau dua band saja serta dapat digunakan baik pada serat optik jenis multimode ataupun singlemode walaupun memiliki jarak jangkauan sinyal yang lebih pendek dibanding DWDM. Teknologi CWDM diimplementasikan sebagai pengembangan transport data pada proses transmisi guna mempercepat transfer data dan meningkatkan bandwidth [3]. Dalam prosesnya, sistem CWDM terdiri dari sekumpulan transmitter sebagai sumber optik yang memancarkan cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda yang merupakan bentuk sinyal dari berbagai layanan yang akan di transmisi-kan melalui serat optik. Sinyal akan mengalami proses multiplexing pada transmitter terlebih dahulu, kemudian di demultiplexing kembali dan dipisahkan berdasarkan panjang gelombangnya masingmasing pada sisi receiver [4]. Gambar Sistem CWDM ODF Optical Distribution Frame Suatu frame yang memiliki struktur mekanik berupa rack atau shelf dengan fungsi utama sebagai tempat pegangan kabel fiber dan elemen passive lainnya support mekanik disebut dengan ODF Optical Distribution Frame. ODF dapat melindungi elemen-elemen yang ada didalamnya karena dilengkapi dengan fiber organizer [5]. Gambar ODF OTDR Optical Time-Domain Reflectometer Perangkat yang digunakan untuk pengukuran dan penemuan kesalahan pada kabel fiber optic disebut OTDR. Dimana teknik ini dapat secara luas digunakan untuk menyelidiki integritas dari link fiber optic dan menilai keseragaman dari kabel fiber optic itu sendiri [6]. Beberapa kegunaan dari OTDR dalam instalasi, operasi dan pemeliharaan pada jaringan kabel serat optik yaitu [3] a. Untuk uji terima hasil pembangunan atau penggelaran kabel serat optik. b. Untuk memeriksa kualitas kabel serat optik yang beroperasi. c. Untuk menganalisa jenis gangguan dan mengetahui jarak gangguan kabel serat optik. Gambar OTDR Joint Closure Closure adalah alat yang digunakan untuk penyambungan kabel fiber optic. Alat ini biasa digunakan untuk penambahan panjang kabel fiber optic, Clousure sendiri ada dua tipe pertama closure dom dan clousure inline. dan juga sebagai pelinfing dari faktor yang menyebabkan kabel serat optik tersebut tertarik, kegunaan lainnya sebagai pelindung dari cuaca atau iklim yang berubah-ubah dan pelindung dari ganguan binatang yang menyebabkan serat optik putus Untuk clousure dom biasanya digunakan pada tiang dan untuk untuk closure inline biasa digunakan di udara atau dalam tanah,selain itu closure juga mimiliki kapasitas bermacam – macam,dari closure 12 core,closure 24 core,closure 48 core,tergantung kebutuhan dan keperluannya. Gambar Metro Ethernet Secara harfiah berarti jaringan komunikasi data yang berskala metro skala untuk menjangkau satu kota besar seperti Jakarta misalnya dengan menggunakan teknologi Ethernet sebagai protokol transportasi datanya. Teknologi Metro Ethernet merupakan salah satu perkembangan dari teknologi Ethernet yang dapat menempuh jarak yang luas berskala perkotaan dengan dilengkapi berbagai fitur yang seperti terdapat pada jaringan Ethernet umumnya. Teknologi Ethernet yang dipilih untuk dijadikan jaringan berskala metro, dikarenakan teknologi Ethernet telah digunakan secara luas oleh masyarakat, terutama dalam jaringan local LAN Local Area network. Interface Ethernet telah tersebar ke mana-mana dan keberadaannya sangat banyak. Selain itu, bandwidth yang ditawarkan oleh teknologi ini juga dapat dengan mudah diperbesar. Hingga kini teknologi Ethernet yang perangkatnya telah banyak beredar di pasaran telah mencapai bandwidth tertinggi sebesar 10 Gigabit per Second. Namun, ada beberapa bandwidth yang juga disediakan teknologi Ethernet ini yaitu bandwidth 10 Mbps, 100 Mbps, dan 1000 Mbps [7]. Optical Power Meter Optical power meter dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan detektor yang digunakan, yaitu power meter berbasis termal dan berbasis kuantum. Power meter berbasis termal transduser, seperti thermopile atau detektor pyroelectric memiliki respon yang lambat, mahal, namun memiliki respon spektrum yang datar. Sementara itu, power meter berbasis kuantum detektor, seperti photomultiplier tubes, fotokonduktor, dan fotodioda umum digunakan untuk mengukur tingkat daya yang rendah. Dasar prinsip kerja power meter terletak pada konversi cahaya datang menjadi arus oleh fotodioda serta rangkaian pengubah arus menjadi tegangan. Gambar 1 menunjukkan rangkaian dasar dari power meter yang terdiri atas fotodioda dan rangkaian pengubah tegangan current to voltage converter [8]. Gambar OPM III. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Tahapan Instalasi Terminasi ODF dan Jointing kabel fiber optic serta tracing core oleh PT Gerbang Sinergi Prima Jakarta di PT Mandom Indonesia mulai dari dilakukannya survei lapangan, penarikan kabel fiber optic, terminasi kabel fiber optic pada Optical Distribution Frame ODF, mengukur jarak kabel fiber optic atau tracing core, jointing kabel fiber optic di Joint Box JB dan melakukan patching core di ODF ke CWDM di RK 10. Kemudian di dalam pengerjaan proyek di lakukan Survei terlebih dahulu kemudian melakukan fiber optic cable FOC dan fiber optic terminal FOT. Gambar Flowchart Instalasi Survei lapangan Langkah pertama dalam proses aktivasi layanan metronet di PT mandom indonesia adalah PTL akan memerintahkan tim Field Support 1 orang surveyor untuk melakukan survei lapangan dimana survei ini perlu dilakukan untuk dapat mengetahui kondisi dari area atau daerah tersebut sehingga bisa menentukan jalur kabel fiber optic. Surveyor di bantu dengan alat berupa Global Positioning System GPS untuk menginformasikan jarak tempat lokasi user dan RK dengan titik kordinatnya dimana hal ini di lakukan untuk penetapan tempat yang nantinya akan dilakukan Fiber Optic Cable FOC. Gambar Layout jalur galian kabel Fiber Optic Penarikan Kabel Fiber Optic kabel fiber optic di tarik dari plavon gedung menuju ke ruang server melewati baki kabel turun ke rack server. Penarikan kabel ini dilakukan sepanjang jalur yang sudah di tentukan berdasarkan hasil survei yaitu 600 meter dari RK icon menuju ke ruang server user. Jenis Kabel fiber optic yang di gunakan adss ss dengan kapasitas kabel 6 core tahun 2019 yang di masukan ke dalam pipa subduct. Dengan jenis kontruksi kabel fiber optic loose tube yang biasa di gunakan untuk dalam tanah yang tahan terhadap suhu ekstrim. Gambar Layout penarikan kabel FO dari RK ke User Terminasi ODF Terminasi ODF adalah pemasangan kabel fiber optic pada ODF dengan proses instalasi kabel patchcord fiber optic dan Jointing kabel fiber optic dilakukan dengan proses yang sering di sebut splicing. ODF yang di gunakan memiliki kapasitas 6 core yang di pasangkan hanya 4 core terdiri dari core 1 biru, 2 oren, 3 hijau, dan 4 coklat sedangan yang di gunakan atau yang hanya di aktifkan core 1 biru dan 2 oren saja dan sisanya 2 berfungsi sebagai cadangan ketika terjadi user ingin menambahkan layanan baru dan 2 port di biarkan kosong. Gambar Hasil Terminasi ODF Tracing Core Setelah proses terminasi selesai, langkah selanjutnya adalah melakukan tracing core atau pengukuran jarak kabel fiber optic pada ODF dengan mengunakan alat OTDR di gunakan untuk mengukur jarak yang menuju titik lokasi penyambungan yaitu joint box dengan memberikan informasi jarak dalam satuan km di dalam melakukannya kabel fiber optic di hubungkan ke OTDR dengan cara konektor kabel fiber optic pigtail tadi yang sudah tersambung dengan fiber optic kabel adss di hubungkan ke ferrule fiber optic konektor di OTDR. hasil dari pengukuran jarak kabel sesuai dengan hasil survei letak joint box dengan nilai 0,5584 km. Gambar Hasil Pengukuran jarak dengan OTDR Jointing Kabel Fiber Optic di Joint Box Setelah proses pengukuran jarak selesai dan mendapatkan hasilnya, langkah selanjutnya melakukan jointing atau penyambungan kabel fiber optic di joint box. kabel fiber optic user akan di hubungkan dengan kabel fiber optic yang mengarah ke POP dimana Joint Box ini sebagai titik penghubung antara kabel fiber optic user dengan kabel fiber optic POP. joint closure atau biasa di sebut joint box yang di gunakan dengan tipe dome di tempatkan di sebuah lubang yang biasa di sebut handhole. Gambar Letak Joint Box pada Handhole Mengukur redaman kabel Fiber Optic menggunakan OPM Jika sudah melakukan pengukuran jarak kabel fiber optic dan link ke user sudah lurus, maka tahap selanjutnya dilakukan pengukuran redaman sinyal yang dihasilkan kabel fiber optic dengan Optical Power Meter OPM. Dalam melakukan pengukuran redaman pada ODF, OPM dihubungkan ke core 1dengan menggunakan patchcord. Pada pengukuran redaman dengan menggunakan OPM, sinyal yang dikirimkan berasal dari perangkat Zyxel yang berada di POP Ganda Mekar dengan nilai redaman yang di kirim sebesar -4,01 dB. Kemudian sinyal diterima oleh ODF user dengan nilai output redaman sebesar -9,52 dB. Gambar Hasil Pengukuran redaman menggunakan OPM Patching Core Melakukan Patching core di lakukan untuk menghubungkan perangkat CWDM dengan ODF yang ada di RK 10 dengan kabel patchcord jenis konektor FC-LC single mode. kabel patch cord yang memiliki dua konektor berbeda konektor satu FC dan yang konektor satunya LC. Proses yang di lakukan pertama yang di pasangkan konektor FC ke ODF di channel 5 dan 6 kemudian di pasangkan konektor LC satunya ke lambda 1510 TX dan RX di CWDM dan memberikan label nama perangkat, lambda dan nomor channel yang di tempelkan di bagian kabel fiber optic. Gambar Patching core lambda 1510 dengan channel 5 dan 6 di RK 10 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN QoS Quality of Service Quality of Service merupakan metode pengukuran yang digunakan untuk menetukan kemampuan sebuah jaringan seperti aplikasi jaringan, host, atau router dengan tujuan untuk memberikan service yang lebih baik dan terencana sehingga hasilnya dapat memenuhi kebutuhan suatu layanan yang dipinta oleh pelanggan. Berikut adalah hasil QoS dari proses instalasi. Tabel Hasil Quality of Service V. KESIMPULAN setiap pembangunan sebuah layanan jaringan di sebuah perusahanan itu pasti di lakukan beberapa tahapan yang harus di jalani salah satunya adalah pekerjaan yang di lakukan oleh tim Field Support sebagai tim pelaksana di lapangan dengan melakukan survei lokasi area sekitar user dahulu untuk menentukan jalur ke titik sambungan yaitu JB, di lakukan penggalian tanah untuk jalur kabel adss berkapastitas 6 core dari ruang server user ke luar menuju handhole di Joint Box JB, berdasarkan hasil survei proses pengukuran jarak di tentukan membutuhkan kabel fiber optic sepanjang 600 meter, di dalam instalasi ODF di PT Mandom indonesia bekasi, jumlah core yang di butuhkan user yaitu 4 core 2 core 1 biru dan 2 oren sebagai layanan aktif dan 2 core sebagai cadangan bisa di gunakan untuk layanan baru. Pengukuran jarak kabel dengan menggunakan metode tracing core dengan alat OTDR mendapatkan hasil yang pas jarak sebesar 0. 5584 km berarti kabel sengaja di lebihkan beberapa meter untuk spare kabel jika nanti terjadi core putus masih tersisa. Jointing kabel fiber optic adss user core 1 dengan core 2 dengan core 1 dan core 2 kabel fiber optic arah POP di joint box terletak di handhole, melakukan patching core dilakukan pada lambda 1510 CWDM dengan channel 5 dan 6 ODF yang telah di booking sebelumnya untuk menghubungkan antara perangkat cwdm dengan odf yang ada di RK 10, CWDM merupakan teknologi dari WDM teknologi yang di gunakan dalam jaringan fiber optic yang memungkinkan komunisasi 2 arah TX dan RX untuk beberapa sinyal transmisi dengan hanya melewati 1 kabel fiber optic. DAFTAR PUSTAKA [1] Riadi, Muchlisin. 2018. Pengertian, Jenis dan Prinsip Kerja Serat Optik. kerja serat [10November 2019]. [2] Ryanda, Satria putra. 2018. Jenis konektor fiber optik. [Rabu, 16 maret, 2018]. [3] Febrianto, Andreas Ardian. 2009. COARSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING CWDM. [11 November 2019]. [4] Hardiyana, I. 2012.“Analisis Perencanaan Sistem Transmisi Serat Optik CWDM Jaringan Universitas Indonesia Terpadu Juita”. Depok Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia. [5] Amal, Hamka Ikhasul. 2015. “Analisis Pengujian Implementasi Perangkat Fiber To the Home Ftth”. Bandung Telkom Univesity. [6] Liokumovich, L. B. et al. 2015. "Fundamentals of Optical Fiber Sensing Schemes Based on Coherent Optical Time Domain Reflectometry Signal Model Under Static Fiber Conditions". Journal of Lightwave Technology, 3317, 3660-3671. [7] Diwa, 2012. "EVALUASI JARINGAN METRO ETHERNET DAN METRO FTTH PADA AREA SUDIRMAN". Depok Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia. [8] Hanto,D. Syafiq,M. Waluyo, 2016. "PERANCANGAN OPTICAL POWER METER MULTI-WAVELENGTH MENGGUNAKAN RASPBERRY PI" jurnal Instrumentasi, Vol. 40 No. 1,21-27. Tangerang. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this paper develops a statistical model for the signals received in phase-sensitive optical time domain reflectometry OTDR probed by highly coherent sources. The backscattering process is modelled by a set of discrete scatterers with properly chosen parameters. Explicit equations for calculating the amplitude and the phase of the backscattered signal are obtained. The developed model predicts spectral and autocorrelation characteristics of the amplitude signals that are validated by experimental results. Characteristics of the phase signals, practicable for studying the sensing applications of theOTDR system, are presented and studied as well, demonstrating good correspondence with experiment. A more detailed modelling of distributed vibration sensing systems and their response to disturbances along an optical fiber will be possible as an extension of the developed konektor fiber optikSatria RyandaPutraRyanda, Satria putra. 2018. Jenis konektor fiber optik. [Rabu, 16 maret, 2018].Analisis Perencanaan Sistem Transmisi Serat OptikI HardiyanaHardiyana, I. 2012."Analisis Perencanaan Sistem Transmisi Serat Optik CWDM Jaringan Universitas Indonesia Terpadu Juita". Depok Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pengujian Implementasi Perangkat Fiber To the Home FtthHamka AmalIkhasulAmal, Hamka Ikhasul. 2015. "Analisis Pengujian Implementasi Perangkat Fiber To the Home Ftth". Bandung Telkom HantoM SyafiqT B WaluyoPerancanganPower Meter Multi-WavelengthMenggunakanPiHanto,D. Syafiq,M. Waluyo, 2016. "PERANCANGAN OPTICAL POWER METER MULTI-WAVELENGTH MENGGUNAKAN RASPBERRY PI" jurnal Instrumentasi, Vol. 40 No. 1,21-27. Tangerang.
8Xr3fAe.
  • d64s9515br.pages.dev/283
  • d64s9515br.pages.dev/348
  • d64s9515br.pages.dev/575
  • d64s9515br.pages.dev/867
  • d64s9515br.pages.dev/307
  • d64s9515br.pages.dev/736
  • d64s9515br.pages.dev/244
  • d64s9515br.pages.dev/473
  • d64s9515br.pages.dev/920
  • d64s9515br.pages.dev/811
  • d64s9515br.pages.dev/881
  • d64s9515br.pages.dev/478
  • d64s9515br.pages.dev/646
  • d64s9515br.pages.dev/388
  • d64s9515br.pages.dev/147
  • pemasangan kabel optik telkom